Accessibility links

Breaking News

Anak-anak Harus Dilindungi dari Konflik Bersenjata dan Pelanggaran HAM


Anak-anak yang terpaksa mengungsi di dalam negerinya, melarikan diri dari bentrokan baru-baru ini dengan para pemberontak M23 dan tentara Kongo, menikmati makanan yang disiapkan oleh sukarelawan di Kanyarushinya, Goma utara. (File)
Anak-anak yang terpaksa mengungsi di dalam negerinya, melarikan diri dari bentrokan baru-baru ini dengan para pemberontak M23 dan tentara Kongo, menikmati makanan yang disiapkan oleh sukarelawan di Kanyarushinya, Goma utara. (File)

"Ketika kita mengambil langkah untuk melindungi anak, kita melindungi dan menjaga masa depan kita bersama dan secara aktif mengambil langkah untuk menghentikan konflik berkepanjangan. Melindungi anak adalah bagian penting untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional,” kata Dubes DeLaurentis.

Konflik bersenjata berdampak sangat buruk pada anak-anak. Menurut laporan PBB yang dirilis pada 18 Juli, ada 23.982 pelanggaran berat terhadap anak-anak pada tahun 2021. Jumlah ini telah diverifikasi dan hampir sepertiga anak-anak yang menjadi korban adalah anak perempuan. Penculikan anak dan kekerasan seksual terhadap anak meningkat 20 persen pada tahun lalu, dan 98 persennya adalah anak perempuan penyintas pemerkosaan dan kekerasan seksual dalam bentuk lainnya.

“Laporan Anak-anak dan Konflik Bersenjata tahun ini memberikan gambaran serius tentang bagaimana konflik berdampak pada anak-anak,” kata Dubes Jeffrey DeLaurentis, Penasihat Senior AS untuk Urusan Politik Khusus.

“Di Etiopia, ribuan anak terpaksa meninggalkan rumah mereka, terpisah dari keluarga dan mengalami kekerasan seksual,” katanya.

Begitu pula di Yaman, konflik “menyebabkan penderitaan besar bagi anak-anak, termasuk tidak adanya akses kemanusiaan dan anak-anak dibunuh, disiksa, menjadi korban kekerasan seksual, direkrut dan dimanfaatkan dalam konflik.”

Lalu ada perang Rusia yang brutal dan tanpa alasan terhadap Ukraina, yang “menambahkan babak gelap lain dalam serangan terhadap anak-anak,” kata Dubes DeLaurentis.

“Anak-anak di Ukraina terus berada dalam bahaya sementara pasukan Rusia menyerang semakin banyak rumah sakit dan sekolah. Pasukan Rusia dilaporkan telah secara paksa mendeportasi lebih dari satu juta rakyat sipil Ukraina lewat proses yang disebut “penyaringan,” termasuk lebih dari 260.000 anak-anak. Sementara itu, Komisioner Hak Anak Rusia memuji upaya baru Kremlin untuk mempercepat proses adopsi anak-anak dari Ukraina di Rusia.”

Namun masih ada kabar baik. Menurut laporan PBB, 12.214 anak-anak dibebaskan dari kelompok bersenjata di beberapa negara, termasuk di Republik Afrika Tengah, Kolombia, Republik Demokratik Kongo. Pada saat yang sama, gencatan senjata kemanusiaan di Etiopia utara memberikan harapan, begitu pula gencatan senjata di Yaman. Harapannya adalah semua pihak memanfaatkan jeda dari kekerasan untuk memajukan pembicaraan gencatan senjata jangka panjang.

Meskipun demikian, “jelas upaya kita belum cukup untuk melindungi anak-anak dari dampak konflik,” kata Dubes DeLaurentis. “Ketika kita mengambil langkah untuk melindungi anak-anak, kita melindungi dan menjaga masa depan kita bersama dan secara aktif mengambil langkah untuk menghentikan konflik yang berkepanjangan. Melindungi anak-anak adalah bagian penting untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.”

Mencerminkan Pandangan Pemerintah Amerika Seperti Disiarkan oleh Voice of America

XS
SM
MD
LG