Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas

(FILE) Pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar dalam konferensi pers terkait Hari Quds di Jalur Gaza, 30 Mei 2019.

“Momen ini memberikan kita kesempatan untuk mengakhiri perang di Gaza, dan perang ini harus berakhir agar Israel aman, para sandera dibebaskan, kesengsaraan di Gaza berhenti,” kata Wakil Presiden Harris.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar, otak utama serangan mematikan 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Sinwar terbunuh pada 16 Oktober oleh tembakan tank di Rafa.

Setelah tewasnya Sinwar terkonfirmasi, Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan “keadilan telah ditegakkan, dan sebagai hasilnya Amerika Serikat, Israel dan seluruh dunia menjadi lebih baik.” IDF telah membunuh beberapa pemimpin tinggi Hamas lainnya termasuk Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, yang juga pemimpin kelompok militan Hizbullah di Lebanon.

“Sinwar bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang tak berdosa, termasuk korban 7 Oktober dan para sandera yang terbunuh di Gaza. Ia bertanggung jawab atas kematian warga Amerika,” kata Presiden Harris:

“Sinwar adalah otak 7 Oktober, hari paling mematikan bagi warga Yahudi setelah Holokos – serangan teroris yang menewaskan 1.200 orang tak berdosa termasuk kekerasan seksual yang mengerikan dan lebih dari 250 sandera dibawa ke Gaza, termasuk 7 warga Amerika, hidup dan mati, yang masih disandera; serangan teroris yang memicu perang besar di Gaza – perang yang menyebabkan penderitaan yang tidak masuk akal bagi warga Palestina dan ketidakstabilan yang meluas di Timur Tengah.”

“Saya akan katakan kepada teroris mana pun yang membunuh warga Amerika, mengancam warga Amerika, atau mengancam tantara atau kepentingan kami,” Wakil Presiden Harris memperingatkan, “kami akan menuntut keadilan.”

Israel punya hak untuk membela diri, dan ancaman yang ditimbulkan Hamas kepada Israel harus ditumpas, kata Wakil Presiden Harris. Dengan kematian Sinwar, ada kemajuan jelas untuk mencapai tujuan itu:

“Momen ini memberikan kita kesempatan untuk mengakhiri perang di Gaza, dan perang ini harus berakhir agar Israel aman, para sandera dibebaskan, kesengsaraan di Gaza berhenti, dan orang-orang Palestina bisa mewujudkan hak mereka untuk mendapatkan martabat, keamanan, kebebasan dan menentukan nasibnya sendiri. Ini saatnya untuk memulai masa depan tanpa kepemimpinan Hamas.”

“Kami tidak akan berhenti mengejar tujuan ini,” kata Wakil Presiden Harris, “dan saya akan terus berusaha untuk menciptakan masa depan yang damai, bermartabat dan aman bagi semua.”