Accessibility links

Breaking News

Jimmy Carter, Presiden Amerika ke-39 Wafat


(FILE) Presiden Jimmy Carter di mejanya di Oval Office sebelum pidatonya terkait energi, 19 April 1977, Washington.
(FILE) Presiden Jimmy Carter di mejanya di Oval Office sebelum pidatonya terkait energi, 19 April 1977, Washington.

Presiden Carter "berupaya memberantas penyakit, menciptakan perdamaian, memajukan hak-hak sipil dan hak asasi manusia, mengupayakan pemilu yang bebas dan adil, memberikan rumah bagi para tunawisma, dan selalu memperjuangkan hak-hak mereka yang paling lemah di antara kita,” kata Presiden Biden.

Jimmy Carter, Presiden Amerika Serikat ke-39 meninggal pada 29 Desember 2024, di rumahnya di Plains, Georgia pada usia 100 tahun. Istrinya Rosalynn telah wafat sebelumnya pada usia 77 tahun pada tahun 2023.

Karier Presiden Carter sebagai pejabat publik dimulai pada 1943 sebagai kadet di Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia kemudian bertugas di armada Atlantik dan Pasifik sebelum dipilih untuk bergabung dengan program kapal selam nuklir elit.

Carter yang berasal dari Georgia dan seorang Demokrat, terpilih sebagai gubernur di kampung halamannya pada 1970. Ia kemudian mencalonkan diri sebagai presiden dan menang pada 1976, mengalahkan petahana dari Partai Republik Gerald Ford. Carter menjabat selama satu periode dan dikalahkan oleh Ronald Reagan pada tahun 1980, sebagian besar karena ia tidak mampu membebaskan 52 warga Amerika yang disandera oleh pemberontak Iran.

Salah satu momen penting dalam masa jabatannya adalah Perjanjian Camp David tahun 1978, sebuah perjanjian perdamaian bersejarah yang ditengahi Carter antara Israel dan Mesir. Kesepakatan tersebut membuat Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1978.

Carter yang baru berusia 56 tahun ketika meninggalkan Gedung Putih, menghabiskan empat dekade berikutnya untuk melakukan upaya kemanusiaan. Berkat upayanya ini, ia dihormati oleh dunia. Selama bertahun-tahun, Carter dan Roslynn menghabiskan waktu mereka secara sukarela membangun rumah bagi mereka yang memerlukan bersama dengan organisasi nirlaba Habitat for Humanity. Carter yang merupakan seorang Kristen yang taat, juga mengajar di sekolah Minggu selama puluhan tahun di gereja di kampung halamannya di Plains.

Di seluruh dunia, setelah jabatan kepresidenannya selesai, Carter juga dikenal atas upaya-upayanya untuk mendorong resolusi damai bagi berbagai konflik dan memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, terutama melalui Carter Center, yang didirikannya bersama mantan ibu negara di Emory University di Atlanta pada tahun 1982. Carter dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002 atas upayanya memajukan hak asasi manusia dan perdamaian di tempat-tempat seperti Ethiopia, Eritrea, Bosnia, dan Haiti.

Presiden Joe Biden memuji mantan Presiden Carter sebagai “seorang pria dengan karakter dan keberanian luar biasa, penuh harapan dan optimisme. Dengan belas kasih dan kejernihan moralnya, ia berupaya memberantas penyakit, menciptakan perdamaian, memajukan hak-hak sipil dan hak asasi manusia, mengupayakan pemilu yang bebas dan adil, memberikan rumah bagi para tunawisma, dan selalu memperjuangkan hak-hak mereka yang paling lemah di antara kita. Ia menyelamatkan, mengangkat dan mengubah kehidupan orang-orang di seluruh dunia.”

XS
SM
MD
LG