Usai kunjungannya ke Singapura, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Brunei, Wakil Menteri Departemen Luar Negeri untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink mengatakan kepada wartawan bahwa banyak teman kita di Asia Tenggara yang prihatin dengan situasi di Laut China Selatan. Ia mengatakan bahwa kekhawatiran ini sangat mendalam terutama bagi negara-negara yang mengajukan klaim kedaulatan ketika China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan.
“Kami telah melihat sejumlah contoh di mana Republik Rakyat China mengambil sejumlah langkah di Laut China Selatan yang bertentangan dengan hukum internasional, namun juga menggunakan paksaan untuk mengintimidasi mitranya dengan cara yang kami anggap sangat tidak dapat diterima dan menimbulkan ketidakstabilan.”
Wakil Menteri Kritenbirk mengatakan Amerika Serikat punya tiga respons untuk mengatasi kekhawatiran yang ditimbulkan oleh tindakan China:
“Pertama, kami terus fokus pada diplomasi kami, termasuk dengan mitra di ASEAN, untuk memastikan semua negara – termasuk semua penggugat – mendasarkan klaim mereka pada hukum internasional; bahwa semua penggugat berkomitmen untuk mengakui dan menghormati kebebasan navigasi, kebebasan penerbangan, dan penyelesaian sengketa secara damai.”
Kedua, “Kami menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan uang untuk berinvestasi dalam membangun… kesadaran domain maritim,” kata Wakil Menteri Kritenbrink. “Kami percaya bahwa semakin banyak negara yang mampu memahami apa yang terjadi di wilayah maritim mereka dan membela kepentingan mereka sendiri… kami akan semakin mendorong stabilitas di kawasan ini.”
“Ketiga dan yang terakhir, melalui operasi kami sendiri, Amerika Serikat terus hadir secara fisik di kawasan ini setiap hari, dan kami terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional, dan menunjukkan bahwa semua negara mempunyai hak yang sama.”
“Tujuan kami,” kata Wakil Menteri Kritenbrink, “adalah untuk mendorong perdamaian dan stabilitas, keamanan dan kemakmuran, penghormatan terhadap hukum internasional, [dan] penyelesaian sengketa secara damai, namun juga memastikan bahwa negara-negara memiliki kemampuan untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan mereka sendiri. Dan kami pikir jika kami melakukan hal tersebut, kami akan memaksimalkan peluang kami untuk mencegah langkah yang salah dan konflik, dan sekali lagi mendorong perdamaian dan stabilitas.”