Langkah Taliban Larang Anak Perempuan Belajar di Sekolah Menengah Dikecam

(File) Taliban melarang anak perempuan sekolah di Afghanistan



Keputusan Taliban untuk melarang anak perempuan belajar di sekolah menengah setelah kelas 6 merupakan langkah mundur komitmen yang dibuat pemimpin Taliban dan menyebabkan kekecewaan mendalam bagi anak-anak perempuan yang datang ke sekolah di seluruh penjuru Afghanistan pada 23 Maret, dan mendapati mereka tidak bisa masuk.

“Pendidikan adalah hak asasi manusia, dan Amerika Serikat tidak bisa menerima alasan Taliban membatalkan komitmen mereka terhadap rakyat Afghanistan, bahwa semua bisa kembali sekolah,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. “Kami mendukung anak perempuan Afghanistan dan keluarga mereka, yang melihat pendidikan sebagai jalan untuk mewujudkan kekuatan penuh masyarakat dan ekonomi Afghanistan.

Utusan Khusus AS untuk Perempuan, Anak Perempuan Afghanistan dan HAM Rina Amiri menyebut larangan ini sebagai “pengkhianatan terhadap keluarga Afghanistan.” Ia menambahkan melarang anak perempuan mendapatkan pendidikan tidak mewakili keinginan rakyat Afghanistan dan survei menunjukkan dukungan luas dari rakyat Afghanistan agar anak perempuan mendapatkan pendidikan.

Sejak Taliban berkuasa pada Agustus 2021, perempuan mengalami segregasi dan larangan baru berdasarkan jenis kelamin mereka yang berhubungan dengan pakaian, perilaku dan perjalanan. Saluran TV Afghanistan dilarang membahas tentang isu-isu perempuan, dan puluhan pembela hak perempuan telah ditahan atau menghilang.

Langkah terbaru Taliban yang melarang anak perempuan mengikuti pendidikan menengah menimbulkan kecaman internasional. Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam “menyampaikan kekecewaan mendalam atas keputusan tak terduga ini,” dan bahwa “hak rakyat Afghanistan, anak laki-laki dan perempuan, harus dihormati penuh.” Pernyataan gabungan dari Menter Luar Negeri Kanada, Prancis, Italia, Norwegia, Inggris Raya, Amerika Serikat dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa mengeluarkan pernyataan gabungan pada 24 Maret, mengutuk keputusan Taliban.

“Kami mendesak Taliban untuk segera membatalkan keputusan ini, yang akan berdampak sangat buruk pada anak perempuan Afghanistan,” menurut pernyataan itu. “Jika tidak dibatalkan, keputusan ini akan merusak prospek kohesi sosial dan pertumbuhan ekonomi Afghanistan, ambisi Afghanistan untuk menjadi anggota komunitas internasional yang dihormati, dan keinginan rakyat Afghanistan untuk kembali dari luar negeri. Keputusan ini akan berdampak besar pada kesempatan Taliban untuk mendapatkan dukungan politik dan legitimasi baik dari dalam negeri atau luar negeri. Setiap warga Afghanistan, anak laki-laki atau perempuan, laki-laki atau perempuan, “punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan dalam segala tingkat, di semua provinsi di negara itu,” kata mereka.